Author Bersedihlah | Blogsaya04

Bersedihlah


metropolitan
 
   Wahai diri,
   Kesalahan seperti apakah yang telah engkau perbuat, Sehingga kenikmatan ibadah itu hilang darimu? Sadarkah wahai diri, engkau sesungguhnya telah kehilangan mutiara berharga dalam hidupmu. Kering hatimu dari lezatnya ibdah kepada Allah, adalah hakikat kefakiranmu di dunia. Andai engkau mau merenunginya.
   Wahai diri,
   Apakah engkau berpikir Allah butuh berlelah - lelah sholatmu, sementara hatimu tidak sedang menghadap kepadanya? Apakah engkau pikir Allah butuh dengan lapar - lapar puasamu sementara engkau berbuka dengan syahwat mata, syahwat mulut, dan syahwat pikiranmu?
   Ukurlah dirimu wahai diri, andaikata ibadah - ibadah itu telah engkau laksanakan dengan sungguh - sungguh, mengapa masih terhias dalam hari - harimu kecintaan kepada dunia daripada kecintaan kepadaNya? Sedangkan tidak mungkin sebuah benih menumbuhkan benih lain. Ibadah menumbuhkan benih kecintaan kepada Allah. Lantas benih apa yang engkau tanam dalam ibadahmu sehingga justru dunia yang tumbuh menguasaimu hatimu?
   Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyah berkata, "jika engkau mendapatkan suatu amaliah yang tidak mendapatkan ketenangan di dalam hatimu dan kelapangan bagi dadamu maka hendaklah engkau mewaspadainya, sebab Allah Ta'ala adalah Tuhan Yang Maha Bersyukur, yaitu Dia pasti memberikan balasan bagi amal hambaNya yang telah dikerjakannya di dunia dengan memberikan rasa lezat di dalam hatinya, kekuatan dan kelapangan serta kesenangan. Jika dia tidak mendapatkan hal tersebut berarti amal itu telah bercampur dengan sesuatu yang lain."
   Camkan baik-baik ucapan itu.
   Ya, itu semua terjadi karena jika dia tidak sungguh - sungguh merawat karunia ibadah yang Allah hidayahkan kepadamu. Engkau pilih ibadah yang engkau sukai, sementara engkau tinggalkan ibadah lainnya yang tidak engkau sukai. Engkau suka dengan ibadah - ibadaah yang membuat orang lain mengagumimu, ibadah yang dilihat orang lain, sementara ibadah yang tersembunyi engkau tinggalkan.
   Demi Allah. kenikmatanmu menjalani ibadah seperti itu adalah kenikmatan palsu. sungguh engkau telah kehilangan perhatian dari Allah, disebabkan ibadah - badahmu yang hanya tampak di permukaan.
   "Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali." (QS. An-Nosaa:142)
   Wahai diri,
   Apakah engkau merasa ayat tersebut sedang menyinggungmu, karena ia membeberkan tentang keadaanmu yang malas dengan sholat dan kadang beramal karena ingin dipuji?
   Jangan sampai setan menipumu. sehingga engkau merasa tak ada masalah dengan keadaanmu yang sedang sakit. karena engkau anggap teman-temanmu banyak yang sepertimu. Bahkan menurutmu, banyak yang lebih buruk dari dirimu. lalu engkau merasa puas dengan keadaanmu.
   Engkau tak merasa sakit dengan tak ternikmatinya ibadah. engkau tak merasa butuh diobati meskipun ibadah telah kehilangan lezatnya. Hatimu telah mengeras. sehingga butuh cahaya kuat untuk melembutkannya. lantas bagaimana bisa datang cahaya yang kuat, sedang sebersit saja cahaya hidayah yang datang kepadamu tidak engkau hiraukan?
   Begitulah keadaanmu. engkau puas dengan dirimu karena sholat yang engkau dirikan meskipun diantara waktu sholat wajib engkau bermaksiat kepadaNya. engkau memaafkan dirimu sendiri, mendahului taubatmu kepada Allah. sementara malaikat Jibril tak pernah datang kepadamu mengabarkan bahwa dirimu telah diampuni. Berhentilah membohongi diri sendiri. Berhentilah menjadi manusia yang terlalu jumawa  seolah-olah ibadahmu telah menghapus semua keburukanmu.
   jujurlah, sebenarnya engkau tsudah tahu bahwa setan telah mempermainkanmu : "tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka." (QS. An-Nahl : 63)
   Wahai diri,
   Maka bersedihlah. Karena memang engkau layak bersedih. Wahai orang-orang yang terhalang hatinya dari merasakan lezatnya ketaatan kepada Allah. Lalu bawalah kesedihanmu itu ke dalam penyesalan yang mendalam. Ubahlah haluan. Pandanglah dunia ini dengan kadar kehinaan yang memang pantas disandangnya. "Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al-Hadiid : 20)
   Bergeraklah memimpikan ketaatan kepada Allah. Telah berlalu kisah-kisah orang-orang shaleh yang mereka mendapatkan syurga sebelum syurga sesungguhnya. Mereka menikmati lezatnya ibadah kepada Allah. Mereka tak peduli dunia menjauhinya, karena yang mereka cintai hanyalah sholatnya, dzikirnya, qiyamullailnya, dan ketundukan kepada Rabbnya.
   Sekilas mereka tampak bersusah-susah, sedikit tidurnya, lapar suatu saat, tertinggal dalam urusan dunia, tapi engkau tidak akan mengerti sebelum engkau mengetahui bagaimana Allah telah mencintainya, merawatnya, memelihara dan mencukupkannya dengan bermakrifat kepadaNya.
   "Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah di pandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan." (QS. As-Sajadah : 17)
   Ya, tidak ada yang tahu lezatnya ibadah itu sebelum engkau mengupayakannya, menceraikan hawa nafsu, ridho dengan kesusahannya, rela untuk tidak membangkang atas perintahNya dan mengikrarkan cinta kepadaNya. Ketika semuanya berhasil engkau lalui, maka saat itulah engkau pantas mendapat ucapan selamat dari penduduk langit dan bumi. Engkau menjadi manusia paling beruntung, ketika ibadah itu telah ridho untuk engkau cicipi kenikmatannya .
   Wahai diri ,
   Butuh kesabaran memang. Hanya pertolongan taufik hidayahNya sajalah yang membuat engkau merasakan nikmatnya ibadah. Semoga Allah menyampaikanmu ke derajat mulia itu, yang barangkali tidak akan semakin banyak orang yang mendapatkannya di hari-hari kedepan.
   Wallahu A'lam Bisshowab




Sumber : Majalah Nurul Hayat | Edisi : 115 | Hal : 8-9
Share this article :
Share on FB Tweet Share on G+

Ditulis Oleh : Zufar Muzakki

Zufarmuzakki Anda sedang membaca artikel berjudul Bersedihlah yang ditulis oleh Zufar Muzakki dan diterbitkan di Blogsaya04. Maaf, Jika anda ingin mengcopy artikel tersebut, mohon untuk juga menyertakan live link-nya. Terima kasih atas kerja samanya.

Zufar Muzakki Blogsaya04 Updated at : 10:15 AM

2 komentar:

Jadilah pengunjung yang baik, mohon berkomentarlah sesuai topik...!

Back to top